Manusia butuh ibadah bukan (sekedar) kewajiban

Oleh : Syarifuddin

Dalam hadits Qudsi Nabi saw bersabda; Allah SWT berfirman: 

يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

Wahai hambaKu sesungguhnya Aku haramkan kezaliman atas diriKu, dan kujadikan diantara kalian sebagai tindakan haram, karena itu janganlah kalian saling menzalimi. 

Wahai hambaKu, kalian semua tersesat, kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepadaKu, Aku akan memberi hidayah kepadamu.

Wahai hambaKu… Kalian semua lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, karena itu mintalah makan kepadaKu, Aku akan memberimu makanan.

Wahai hambaKu …Kalian semua telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian dariKu, Aku akan memberikan pakaianmu.

Wahai HambaKu.. Sesungguhnya kalian berbuat salah di malam hari dan siang hari, sedangkan Aku mengampuni semua dosamu, maka mohonlah ampunan kepadaKu, niscaya aku mengampunimu.

Wahai hambaKu, sesungguhnya kalian belum sampai pada penderitaan dariKu, maka mohonlah agar dijauhkan dari penderitaan dariKu…Dan kalian belum sampai meraih manfaatKu, maka mintalah manfaat dariKu.

Wahai hambaKu, jika saja dari generasi awal dan akhir, manusia dan jin diantaramu, dikumpulkan dalam ketaqwaan seseorang (lalu semuanya sangat bertaqwa kepadaKu) maka semua itu tidak akan menambah sedikitpun KerajaanKu.

Wahai hambaKu…Jika saja generasi awal dan akhir baik dari manusia dan Jin berada dalam satu hati seorang yang serong (lalu semuanya jadi serong kepadaKu) maka sama sekali tidak akan mengurangi sedikit pun KerajaanKu.

Wahai hambaKu..Jika generasi awal hingga akhir mu, manusia maupun Jin berkumpul dalam satu puncak tinggi, lalu mereka semua meminta kepadaKu, lalu Aku memberikan apa yang mereka pinta, sama sekali tidak mengurangi apa yang ada padaKu, kecuali seperti benang yang dicelup di lautan.

Wahai hambaKu… Sesungguhnya adalah amal-amalmu yang aku hitung bagimu, lalu Aku selaraskan kepadamu sesuai dengan hitungan, maka siapa yang mendapatkan kebajikan, hendaknya memuji Allah, dan siapa yang mendapatkan selain itu jangan memaki kecuali memaki dirinya sendiri.”

(HR. Muslim dan lainnya)

  • Allah menciptkan seluruh makhluk untuk beribadah

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. (Al-Isra:44)

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari”. (Ar-Ra’d:15)

  • Allah menciptakan manusia untuk beribadah

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Adz-Dzariyat:56)

Hakikat Ibadah 

Setiap amalan atau pekerjaan yang bermanfaat pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat, memenuhi aturan dan syarat-syaratnya dari alqur’an dan hadist, maka akan menjadi ibadah yang diberi pahala oleh Allah SWT. Ibadah itu pada hakikatnya meliputi seluruh kehidupan manusia. (QS 51: 56; QS 6:162-163; QS 98:5).

Pengertian Ibadah

Ibadah berasal dari bahasa arab yang berarti ketaatan, penghambaan, dan penyembahan/ pengagungan. Dalam Al Quran Penggunaan kata Ibadah seperti: 

  • Ibadah yang bermakna ketaatan. (QS 36:60; QS 9:31), 
  • Ibadah yang bermakna penghambaan dan ketaatan. (QS 2:172; QS 26:22; QS 23:45-47), 
  • Ibadah yang bermakna pemujaan/ penyembahan. (QS 40:66; QS 46:5-6), 
  • Ibadah yang bermakna penghambaan, kekuatan dan penyembahan. (QS 20:14; QS 6:102; QS 12:40; QS 18:110).

Menurut Ibnu Taimiyyah bahwa: Ibadah adalah nama yang menggabungkan setiap perkara yang disukai dan diridhoi Allah dari jenis perkataan atau perbuatan lahir batin. Selanjutnya beliau menyatakan: Maka sholat, zakat, puasa, haji, berkata benar, menunaikan amanah, berbakti kepada ibu-bapak, menjalin silaturahmi, menepati janji, menyuruh kepada kebaikan, mencegah pada kejahatan, berperang menentang orang kafir dan munafik, menyantuni anak yatim, orang miskin, musafir, hamba sahaya dan ihsan kepada binatang peliharaan, berdoa, berzikir, membaca Al Quran, semuanya itu termasuk sebahagian dari ibadat. Demikian pula cinta pada Allah dan cinta pada Rasul Nya, takut kepada Allah, merujukkan sesuatu kepada-Nya, memurnikan ketaatan kepada-Nya, bersabar menerima hukum-Nya, bersyukur atas segala karunia-Nya, ridha dengan qada’ dan qadar-Nya, bertawakal kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya dan takut pada azab siksa-Nya dan amalan-amalan lainnya semuanya itu termasuk ‘Al Ibadah’.

     
Syarat pengamalan ibadah

Ibadah menjadi amalan sempurna apabila memenuhi  2 syarat berikut:

1. Diamalkan dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridha Allah ( QS 98:5)

2. Diamalkan dengan benar mengikuti sunnah Nabi saw. Apabila ibadah diamalkan tidak mengikuti sunnah    Nabi saw, maka ibadah itu tertolak 


Lingkup Ibadah dan Hubunganya dengan kehidupan 

Setiap perbuatan, perkataan manusia lahir dan batin yang disukai dan diridhoi oleh Allah swt. seperti membantu orang sakit, meringankan beban dan kesukaran hidup orang lain, memenuhi keperluannya, menolong orang yang teraniaya, mengajar dan membimbing orang lain pada jalan kebaikan adalah ibadah. Begitupula berkata benar, berbakti kepada ibu bapak, amanah, menepati janji, memenuhi hajat keperluan orang lain juga sebagai ibadah.

Menuntut ilmu, menyuruh perkara kebaikan dan mencegah segala kejahatan, berjihad, tolong menolong kepada sesama manusia, dan kepada binatang, berdoa, puasa, shalat, membaca al-Quran, itu pun adalah sebagian dari ibadah. Begitu juga cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, melaksanakan hukum-hukum Allah, sabar menerima ujian, bersyukur menerima nikmat, ridha terhadap qadha’ dan qadar-Nya dan banyak lagi kegiatan dan tindakan manusia yang termasuk dalam bidang ibadah. 

Pembagian Ibadah

Ibadah dapat dibagi menjadi: 

1. Ibadah I’tiqadiyah (keyakinan/ kepercayaan)

Ibadah I’tiqadiyah seperti Berkeyakinan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. (QS 47:19), Cinta kepada Allah (QS 2:165), Takut kepada Allah serta mengharapkan rahmatnya. (QS 70:27-28), Inabah (kembali) kepada Allah (QS 39:54 ), Tawakal dan meminta pertolongan kepada Allah (QS 1:5; QS 64:13 )

2. Ibadah Qauliyah (lisan)

Ibadah Qauliyah seperti Mengucapkan dua kalimah Syahadat, Zikir kepada Allah tasbih dan istighfar. (QS 33:41-42), Bersumpah dengan nama Allah, Berdoa dan minta pertolongan kepada Allah. (QS 40:60), Dakwah kepada Allah dan Amar makruf Nahi Mungkar (QS 41:33; QS 3:104)

3. Ibadah Amaliyah

Ibadah Amaliyah seperti Mendirikan Solat (QS 98:5), Menunaikan Zakat (QS 2:110), Puasa Ramadhan (QS 2:183), Haji ke Baitullah bagi yang mampu (QS 3:97), Berhukum dengan hukum Allah (QS 12:40), Berjihad di jalan Allah (QS 2:216; QS 13:142), Bernazar untuk Allah (QS 76:7), Tawaf di Baitullah (QS 22:29).

Selain itu Ibadah juga terbagi kepada Ibadah Mahdah (khusus) dan Ibadah Ghairu Mahdah:

  1. Ibadah Mahdah yaitu segala jenis peribadatan kepada Allah yang keseluruhan tata caranya telah ditetapkan oleh Allah, Manusia tidak berhak mencipta/merekayasa bentuk ibadah jenis ini. para ulama menetapkan qaidah yaitu ‘Asalnya ibadah itu haram, terlarang’ (kecuali dengan perintah Allah dan petunjuk Muhammad saw). 

Ibadah jenis ini diistilahkan oleh para fuqaha dengan perkataan Al Ibadah atau Al Ubudiyyah. Ibadah jenis ini seperti shalat, puasa, zakat, aqiqah dan qurban.

  1. Ibadah Ghairu Mahdhah yaitu segala jenis peribadatan kepada Allah dalam pengertian yang luas seperti  kenegaraan, ekonomi, pendidikan, sosial, hubungan luar negeri, kebudayaan, undang-undang kemasyarakatan, teknologi dan sebagainya. 

Ibadah jenis ini diistilahkan oleh para fuqaha dengan perkataan ‘Al-Muamalah’ (iaitu hubungan antara manusia dengan manusia). Peranan syara’ dalam hal ini adalah memperbaiki sesuatu yang telah diadakan oleh manusia dan manusia dibenarkan mengada-adakan sesuatu yang selaras dengan hukum-hukum/ peraturan Allah (di dalam Al Quran dan As Sunnah) 

Selain itu Ibadah juga terbagi pada Ibadah Fardiyah (perseorangan) dan Ibadah Jamaiyah (kewajiban secara bersama atau berjamaah).

a. Ibadah Fardiyah yaitu amalan ibadah yang menjadi kewajiban setiap orang, seperti sholat, zakat, haji dan sebagainya. Ibadah seperti ini dapat dilakukan di mana saja baik di dalam negara Islam atau di negara kafir.

b. Ibadah jamaiyah yaitu ibadah yang diwajibkan ke atas seluruh umat (sebagai kewajiban bersama). Sebagai contoh perlaksanaaan hukum hudud, hukum qishas dan sebagainya. 

Para nabi dan rasul-Nya menjadi contoh teladan yang paling baik kepada kita semua dalam setiap pekerjaan dan amalan, dijelaskan dalam al-Quran: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS 33: 21).

Sebaiknya kita berpikir sejenak setiap apa yang akan dilakukan oleh lisan, hati dan anggota tubuh kita, apakah yang dilakukan tersebut termasuk ibadah atau bukan, jika bukan maka tidak boleh dilakukan seperti menggunjing, mengumpat, sombong, riya ,angkuh, tidak ikhlas dan lain-lain. 

Selain itu apakah cara melakukan amalan kebajikan itu telah sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat ibadah dan amal sholeh yang sah. supaya kita tidak tertipu dengan amalan kita sendiri, dengan menyangka bahwa kita telah banyak melaksanakan amal ibadah dengan sempurna tetapi dihadapan Allah tidak demikian, maka kita akan termasuk ke dalam golongan manusia yang tertipu dan sia-sia amalan kita.

Manusia butuh ibadah:

  1. Karena ibadah berpeluang meraih derajat paling mulia yaitu ketakwaan

 ياَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِىْ خَلَقَكُمْ وَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ “

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa” [Al Baqarah 2:22]. 

  1. Karena ibadah berpeluang mensucikan jiwa dan terhindar dari kemaksiatan

ان الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر

“Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata” [Al Ankabut 29:46]. 

  1. Karena ibadah berpeluang memiliki perasaan akan keberadaan Allah SWT,

 اَلَّذِى يَرَاكَ حِيْنَ تَقُوْمُ وَتَقَلُّبَكَ فِى السَّاجِدِيْنَ 

“Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud” 

  1. Sarana terkabulnya Do’a

 اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِلا فَلْيَسْتَجِيْبُوْالِى وَالْيُؤْمِنُوْا بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

“Aku mengabulkan do’a orang yang memohon apabila ia mendo’a kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar” [Al Baqarah 2:187].

  1. Mewujudkan hati ikhlas,

 وَمَا اُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الِدّيْنَلا حُنَفَاءَ…. 

“Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus”. [Al Bayyinah 98:6]. 

  1. Membentuk diri hidup disiplin, Ibadah harus dilakukan dengan “dawam” (rutin dan teratur), “khusyu’” (sempurna), terjaga dan semangat.
  2. Menjadikan Sehat jasmani dan rohani, hamba yang beribadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya, puasa menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata dan jiwa. Insya Allah hamba yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.