Oleh : Ahmad Falhan
Ketika masih di pesantren, dulu kita sering mendengar kata mutiara atau juga yang akrab disebut dengan mahfuzhat من صبر ظفر kira-kira artinya adalah barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung. Istilah ini masih selalu terngiang di dalam jiwa, sampai saat ini. Terkadang pula muncul di dalam benak kita, apa betul orang yang bersabar akan mendapatkan kemenangan dan keberuntungan.
Dalam episode kehidupan kita yang panjang, selalu saja muncul banyak problem dan masalah. Tentu kita dituntut untuk banyak bersabar dalam menghadapinya. Konsekuensi logisnya adalah harus dapat bersabar pada awal kita mendapatkan cobaan atau musibah. Sementara itu kita harus merasakan kepahitan dan kesedihan. Kita pun bertanya kapan kita akan mendapatkan keberuntungan dan kesenangan. Bahkan terkadang musibah yang menimpa kita sangatlah berat dalam kacamata manusia. padahal Allah SWT telah menyatakan di dalam al-Quran bahwa musibah yang ditimpakan kepada umat manusia itu hanya sedikit saja, akan tetapi manusia terlalu banyak mengeluh dan berputus asa, sebagaimana firmannya di dalam surat al-Baqarah, ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
Manusia hanya diuji dengan sedikit cobaan saja, untuk mengetahui sejauh mana kesabaran hambanya dalam menghadapi cobaan ataupun ujian tersebut. Namun tidak sedikit manusia menjadi kufur dan berpaling dari keimanan, lantaran tidak sanggup dalam menghadapi cobaan, berupa kekurangan harta benda dan lain sebagainya. Kalau saja manusia dapat lulus dalam menghadapi cobaan tersebut. Bukan tidak mungkin Allah akan ganti kesusahan yang diderita dengan nikmat dan kelapangan hidup. Jangan pula berkeluh kesah dengan apa yang diterima, karena pada dasarnya kemudahan yang Allah SWT berikan tidak hanya pada materi, bisa juga immateri, seperti ketenangan batin dan jiwa, atau kesehatan yang berlimpah.
Banyak orang yang bergelimang harta, tapi tidak dapat menggunakan harta tersebut untuk dirinya, karena sakit parah yang dideritanya. Sementara itu, ada pula manusia yang fakir dan miskin, namun Allah berikan kesehatan yang sempurna padanya. Seperti halnya Thalut yang Allah pilih untuk menjadi pemimpin kaum Bani Israil, ketika hendak melawan Jalut, seorang pemimpin yang kejam dan bertindak semena-mena terhadap mereka. Thalut berasal dari rakyat jelata dan bukan dari golongan bangsawan ataupun saudagar. Maka, diantara penduduk Bani Israil ada yang menentang perintah Allah SWT dan mempermasalahkan status sosial Thalut. Mereka mengatakan, kenapa Thalut yang dipilih, sedangkan dia bukanlah orang yang memiliki banyak harta. Di dalam al-Quran secara tegas disebutkan bahwa Allah SWT telah memilih Thalut dan telah memberikan kepadanya keluasan ilmu dan kesehatan jasmani. Pelajaran yang sangat menarik yang dapat kita ambil adalah, tidak semua urusan itu diukur dengan banyaknya harta dan kokohnya kekuasaan. Niat yang ikhlas dan kesabaran adalah modal utama untuk mendapatkan semuanya, dengan tetap mengokohkan iman kita kepada Allah SWT. Kita pun mengingat kisah hamba Allah yang mulia Iskandar Zulkarnain, dengan kesabaran dan keikhlasannya dapat menguasai timur dan barat, namun beliau tetap beriman kepada Allah SWT. Tidak menyombongkan kekuasaan dan kekayaannya.
Hal ini adalah contoh yang dapat diambil oleh umat Islam pada saat ini, bahwa keberhasilan dan kejayaan tidak akan dapat dicapai kecuali dengan kesabaran dan keikhlasan tingkat tinggi, karena kita adalah umat terbaik yang telah Allah SWT sebutkan di dalam al-Quran, dipersiapkan untuk menyongsong kemenangan demi kemenangan. Seperti halnya para sahabat dan tabi’in dahulu, yaitu ketika mereka mendapatkan kemenangan dalam membuka daerah dan juga benteng-benteng yang dikuasai dua imperium besar, Persia dan Romawi.
Akhirnya pelan-pelan dapat kita mengerti rahasia yang menakjubkan dari untaian kalimat mutiara pesantren tersebut. Di balik kesusahan dan perjuangan pasti sudah Allah siapkan kemudahan. Tinggal bagaimana kita menghadapinya, jika kita bersabar dan ikhlas, sesungguhnya Allah SWT telah berfirman di dalam al-Quran, surat al-Zumar ayat 10 :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Wallahu a’lam bishawab.