Oleh : Irfa Afrini
Dalam kehidupan manusia selalu berada dalam pilihan pilihan. Maka menjadi kelaziman untuk kita sebagai manusia agar selalu memilih apa yang akan kita lakukan, apa yang kita berikan, kita ucapkan dan lain lain. Seringnya dari pertimbangan pertimbangan tersebut kita memberikan pilihan kepada yang kita suka , kepada yang kita inginkan kepada yang kiranya menguntungkan untuk kita. Padahal kalau kita lihat hakikat semua itu adalah ujian , Allah inginkan kita menyerahkan pilihannya kepada Allah. “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Al Baqarah :216.
Karena setiap pandangan manusia yang terbatas pasti menipu, akal manusia yang terbatas pasti lalai, sedangkan Allah satu satunya zat yang tidak pernah lalai.
Maka setiap ada pilihan pilihan dalam setiap menit menit di kehidupan belajarlah bertanya apa kiranya allah inginkan dari kita?
Pastilah kita tidak menginginkan kesesatan, kesalahan terjerumus dalam salah dan maksiat. Karena pada dasarnya Allah memang memberikan kita dua jalan, taqwa dan fujur. Allah mengilhamkan kepada manusia sifat buruk (fujur)namun, bukanlah bermaksud ingin mencelakakan manusia.
Justru sifat fujur itu diciptakan untuk memaksimalkan sifat takwa manusia sehingga ia bisa menjadi pribadi yang mulia dengan takwanya. Karenanya, keberadaan sifat fujur akan mendorong manusia untuk tazkiyat al-nafs atau menyucikan jiwa. Terkait konsep tentang penyucian jiwa, hal ini telah difirmankan oleh Allah SWT melalui QS Al A’ala:14, “Qad aflaha man tazakka.”
Pensucian jiwa itu merupakan pilar kedua dalam al-Quran setelah membenarkan akidah kita. Jadi makna tazkiyat al-nafs secara konseptual berarti meyucikan jiwa dengan, misalnya, menunaikan zakat, apakah tanaman atau tanah yang harus dizakati.
Selain dengan harta, penyucian jiwa juga dapat dilakukan dengan pembersihan diri dari sifat kebuasan, kebinatangan, dan setan untuk kemudian mengisi dengan sifat-sifat terpuji, yaitu dengan menghadirkan kebaikan-kebaikan di dalam pikiran, hati, dan perbuatan kita sesuai dengan yang dikehendaki Allah SWT.
Allah akan menyucikan jiwa seseorang yang Dia kehendaki. Jadi ini penting pencapaian kesucian jiwa dalam kehidupan ini tergantung dengan konektivitas atau hubungan vertikal kita dengan Allah SWT. Ini yang harus diyakini.
Dengan begitu setiap kita memilih di setiap pilihan pilihan diberikan petunjuk , arahan dan kemudahan dari Allah dan menyerahkan segala keputusan yang sudah dipilih kepada Allah sebagai zat yang menguasai dan mengetahui seluruh alam semesta.