Lukisan Sunyi IV

Oleh : Ahmad Falhan

I

Semua nafsu dan angkara pelan-pelan sirna akhirnya

Tenggelam dalam samudra keinsafan manusia

Merelakan semua pasrahnya

Dalam kesendirian yang tak lagi bermakna

Setelah menggerakkan semua nafsu dirinya

Apalagi yang didapat kecuali kehancuran dalam kembalinya

Semua sirna bagaikan debu yang berterbangan dalam teriknya sabana

Tak ada daya dan kuasa

Kecuali hanya berharap tetesan embun surga

Sebelum hilang dan tiada

Tinggal amal dan dosa yang tak luput dari pelupuk mata

Menghancurkan keangkuhan yang tak lagi tersisa

II

Letih dan dahaga melebur dalam penyesalan

Melukis debu-debu sahara

Yang terbang hinggap di atas fatamorgana

Mengintip semua dosa dan pahala

Kenapa kini baru terasa

Wahai di ujung senja

Nasihat pantas

Bagi manusia, andai tak kan terlupa

III

Berjalan mengukir cinta

di setiap selaksa

Bukit-bukit hijau mempesona

tempat orang berlindap raga

entah bagaimana, sekarang terik matahari begitu terasa

mengendap dalam pori-pori para pengembara 

yang mencoba mencari sukmanya

di atas ketinggian yang tak lagi indah rupanya

semua suara kini telah hilang dibawa angin

terbang bersama burung-burung yang hendak mengisi  dahaganya

andai ku dengar kembali

namun sudah terhempas kini dari musim-musim

yang  tak mungkin kembali

menjadi cerita dari kegelapan yang mungkin tersisa

Jakarta 24 Juni 2023

Kembara Sang Nabi

Kemana lagi kita mencari kembara Ibrahim

Yang telah menyempurkan pasrahnya

Menyemblih semua keangkuhan dan dosanya

Sementara kalam yang suci telah mengurai sumpahnya

Menegaskan tauladan yang selalu tersemat cintanya

Kepada bapak monoteisme yang telah membimbing manusia kepada doa doa yang jauh melesat ke mi’raj Sidratul Muntaha

Kenapa kita hanya menitipkan sukma dan jiwa raga

Hanya di balik angan angan surga 

Menganyam jalan menuju siksa

Mestinya kita ada pada barisan sufi dan para nabi

Agar ikhlas dan bakti menjadi saksi akhirat yang penuh pasti

Jakarta, 30 Juni 2023