Lukisan Sunyi III

Puisi Dua Dekade : karya Ahmad Falhan

I

Dua dekade telah berlalu

Cukup untuk menjadi bintang yang bersinar terang

Atau bulan yang menggapai semua malam

Terbang seperti anai-anai

Di atas rona-rona malam 

Terbang melintasi kabut lembah yang dalam

II

Aku duduk termenung 

Menatap semburat pagi

Merekam semua senyum yang baru saja mengembang

Saut-saut bergemuruh mengendap siang

Bercerita sepi dalam keramaian

Meneguk semua ambisi yang berlalu lalang

Entah kemana hendak mengadu resah

Di ujung petang bertemu padam

Mencoba menakar malam dalam keheningan

Menanti lelah di pinggir cakrawala

Akulah merdeka yang tak pernah menyerah

III

Dentur membentur

Gledek menyambar 

Memudar hierarki yang lama menjelma di dalam diri setiap nafas rakyat

Yang mengangguk-angguk, takut, meriang dan menggigil

Di bawah tempat tidur kusam atau teriakan senapan dan bayonet

Lama kami hidup dalam pergolakan itu

Kini tersisa nyawa dari tempo yang tak pernah pasti

Mungkin tidak akan terulang

Dari sudut cerita anak-anak negeri

IV

Setiap kali menoleh silam

Dari setiap sudut sejarah yang tak pernah hilang

Aku merasa jarum-jarum jam itu menusuk dalam kalbuku

Setiap menit bahkan detiknya bergerak lincah dalam memoriku

Membelah semua nafas

Dari kejauhan yang membisu

V

Ingin ku lipat-lipat matahariku

Lalu Ku simpan erat dalam bingkai foto yang indah

Agar tidak lagi menjadi balada yang sunyi

Yang selalu muncul mengejar setiap mimpi

Di sini aku akan tetap bernyanyi

Jakarta, 17 Juni 2023