Golden Age dan Better Late Than Early: Menimbang Kembali Pendidikan Anak Berdasarkan Al-Qur’an

Oleh : Irfa Afrini

Fenomena teori golden age atau masa emas adalah teori yang menjelaskan bahwa masa awal kehidupan anak merupakan periode yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Sehingga tak jarang orang tua sibuk menjejalkan anak berbagai pengetahuan, skill sedini mungkin. Adapun lain halnya dengan teori yg satu lagi,

Better late than early..Lebih baik terlambat daripada terlalu cepat, better late than early. Itulah inti dari penelitian dan pemikiran Dr. Raymond and Dorothy Moore, yang kemudian juga menjadi judul buku yang ditulisnya

Pemikiran dan buku “Better Late than Early” berada dalam momentum awal pergerakan homeschooling di Amerika, awal tahun 1970-an. Dr. Moore menyatakan bahwa pendidikan formal sebelum usia 8-12 tahun bukan hanya tidak efektif, tetapi sesungguhnya berakibat buruk pada anak. Pendidikan formal yang terlalu dini dinilai sebagai salah satu sumber dari problem perilaku anak pada usia remaja.

Ditengah gempuran kondisi persekolahan modern yang begitu banyak permasalahan,, Sekilas mungkin orang mungkin banyak yang mengamini.. Menunda sampai waktu menjelang baligh dan ketika sudah baligh kondisi si anak sudah berubah dan tanggung jawab anak sudah berubah.

Maka ketika kita tidak kembali ke orientasi manusia dalam alquran . Kita selalu berada dalam kebimbangan pendidikan anak anak..
Bagi kita seorang muslim orientasi hidup adalah bentuk penghambaan kepada Allah . Apapun yg di lihat didengar dibaca di tadabburi tak lain karena untuk mengarahkan hati agar selalu ingat dan takut kepada Allah..

Adapun tahapan Pendidikan berbasis Al-Qur’an adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan bertahap untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada anak didik. Pendidikan ini bertujuan untuk mendidik manusia menjadi hamba dan khalifah Allah di bumi.

Konsep pendidikan dalam Al-Qur’an mencakup:
Penanaman iman dan aqidah

Pendidikan agama, seperti shalat, amar ma’ruf nahi munkar, dan shabar

Pendidikan etika sosial
Membiasakan, menyontohkan, melatihkan, menanamkan, dan mendarahdagingkan sifat-sifat yang baik
Menjauhi perbuatan yang buruk
Dengan tahapan pendampingan yang tepat kadar di usianya, tidak lebay&tidak lalai, dari dalam kandungan ,thufulah tamyiz sampai Aqil baligh,, dan akhirnya bisa menjadi Seorang mukalaf (bisa memikul beban syariah ada perintah mengajarkan sholat di usia 7 tahun, memerintahkan di usia 10tahun, ada batasan aurat ada hitungan zakat, dll)

Adapun tahapan yang berkaitan dengan pendidikan dalam Al-Qur’an sbgamana dlm surat Al Jumuah adalah:
Tazkiyah: pensucian diri& hati
Tarbiyah: Makna pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya.
Ta’lim: proses pengajaran atau pendidikan untuk memberikan pemahaman kepada anak didik. Ta’lim juga mencakup penyampaian ilmu pengetahuan, tanggung jawab, dan penanaman amanah.

Ta’lim memiliki makna yang lebih umum dibandingkan tarbiyah yang ditujukan untuk anak-anak. Ta’lim juga memiliki dimensi yang lebih universal daripada tarbiyah yang bermakna konotasi eksistensial.

Ta’lim juga dapat diartikan sebagai: Memberitahukan sesuatu kepada orang yang belum tahu, Transfer ilmu pengetahuan, Pengajaran yang lebih mengarah pada aspek kognitif.

Dan bagaimana metode dalam pendidikan Islam?
Sebagaimana metode pendidikan untuk anak dalam al-Quran di antaranya : metode bercerita (QS. Huud ayat 120), metode tanya jawab (QS. al-Baqarah ayat 189), metode hikmah, nasehat, diskusi (QS. an-Nahl ayat 125), dan metode demonstrasi (QS. al-Kahfi ayat 77).

Jadi kita sebagai muslim, Al-Qur’an sudah jelas sebagai Huda apapun yang kita hadapi, pilihan yang dijalankan sebaiknya merujuk kepadanya.


قوا انفسكم واهليكم نارا وقودها الناس والحجارة

Wa Allahu ‘alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *