By: Setyawan/setyawanstiu@gmail.com
Setiap muslim harus selalu berintrospeksi diri, apakah keimanan kepada Al-Qur’an sudah 100 persen? Hal ini bisa dilihat dari interaksinya dengannya, adapun cara berinteraksi dengan Al-Qur’an melalui 5 tahapan atau bisa disingkat dengan 5T:
- Tilawah
Artinya membaca lafadz Al-Qur’an dengan lancar dan benar sesuai dengan kaidah membaca, karena huruf, kata dan ayat dalam Al-Qur’an memiliki kaidah khusus dalam membacanya, sehingga tidak boleh sembarangan dalam membacanya, kesalahan dalam membaca lafadz Al-Qur’an dapat merubah makna dan bisa jadi kesalahan yang fatal disebabkan kesalahan bacaan.
- Tahfizh
Proses memindahkan lafadz Al-Qur’an dari tulisan ke dalam dada (dihafal), dalam proses menghafal harus diperhatikan juga kualitas bacaan karena ketika sudah hafal namun belum benar bacaannya akan semakin sulit dibenarkan dan semakin sering mengulang kesalahan, setelah hafal juga harus selalu diulang agar tidak lupa.
- Tafsir
Tahapan yang lebih tinggi dan lebih sulit, karena tidak hanya bermodalkan kemampuan membaca lafazh namun harus mengetahui perangkat dan alat-alat untuk memahami, diantara sarana dan perangkatnya adalah: bahasa arab beserta kaidah gramatikalnya (seperti nahwu, shorof, balaghoh), ulumul Qur’an, ushul tafsir dan kaidah-kaidah lainnya. Tafsir tidak sama dengan terjemah ya.. jauh beda, terjemah hanyalah alih bahasa, dan bahkan terjemah depag sebetulnya tidak menerjemahkan kata namun terjemah salah satu makna ayat atau kata dalam Al-Qur’an.
- Tathbiq
Tahapan ini sudah masuk dalam tahapan inti yaitu mengamalkan kandungan ajaran Al-Qur’an, tahapan ini tidak bisa dijalankan kecuali setelah memahami isinya, sehingga dalam tahapan ini dituntut untuk selalu menyesuaikan amalan dan istiqomah didalamnya. Memastikan makna yang akan dijalankan adalah benar dan berdasarkan dalil serta tafsir para ulama yang kredibel, sehingga terhindar dari kesesatan dan kesalahan.
- Tabligh
Tahapan ini merupakan kewajiban setiap muslim untuk berdakwah atau menyampaikan Al-Qur’an, dakwah bil Qur’an merupakan dakwah yang selalu strategis untuk semua golongan. Sebaiknya sebelum tabligh berusaha memahami serta mengamalkan, walaupun tahapan ini bisa jadi mengajarkan tilawah, tahfidz, tafsir ataubahkan mengajarkan amalan sesuai Al-Qur’an.
Dengan 5 tahapan tersebut insyaAllah subhânahu wa ta’âlâ sudah membuktikan sebagai umat islam yang Qur’ani, inilah yang dikehendaki Allah subhânahu wa ta’âlâ atas manusia dalam berinteraksi sebagai bukti keimanan kepada Al-Qur’an. Jangan sampai umat islam lebih percaya dan memuliakan serta memprioritaskan konsep manusia dan meninggalkan konsep Al-Qur’an. Sudah berapa banyak ilmu yang kita pelajari? dan dari sekian itu berapa persen yang bersumber Al-Qur’an??! Bahkan sebagian umat islam sangat antusias dan memuja para motivator, baik motivator urusan rumah tangga, semangat kerja dan lainnya, mereka lupa bahwa Al-Qur’an yang berjumlah 6236 ayat dan ratusan ribu hadits nabi semuanya adalah motivasi, apakah motivasi mereka lebih baik dari motivasi Sang Maha kuasa, Sang Terpercaya dan Maha Pencipta??! Masih yakin anda iman kepada Al-Qur’an dengan optimal?!
Al-Qur’an adalah panduan hidup manusia yang harus dibaca, pahami dan ikuti dengan benar, jika demikian maka akan menjadi solusi semua masalah dan akan menjadikan manusia mencapai tujuan hidup, yaitu meraih kebahagiaan dan kesuksesan baik di dunia atau akhirat. Jadikan Al-Qur’an sumber segala ilmu dan curahkan seluruh kemampuan untuk memahami dan berusaha menyesuaikan setiap ucapan dan tindakan terhadap aturan Al-Qur’an.
Jangan anggap Al-Qur’an tidak bertanya dan menuntut manusia di akhirat kelak, ia akan meminta pertanggungjawaban dari mereka yang pernah berikrar iman kepadanya, sebagaimana firman Allah subhânahu wa ta’âlâ:
وَإِنَّهُۥ لَذِكۡرٞ لَّكَ وَلِقَوۡمِكَۖ وَسَوۡفَ تُسَۡٔلُونَ ٤٤
“Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab”. (az-Zukhruf: 44)
Bagaimana nanti setiap manusia dimintai pertanggungan jawab dari masing-masing ayat Al-Qur’an, sudahkan engkau baca, hafal, paham dan amalkan ayat ini? Apa yang harus kita jawab kepadanya?!, mengapa kita lebih berfokus kepada ilmu selain Al-Qur’an? bahkan ada yang berani mencari dan mendalami suatu ilmu tertentu yang kemudian digunakan membantah Al-Qur’an!. Malu rasanya jika kita sebagai umat muslim namun masih menggunakan berbagai macam teori-teori manusia dan jarang atau bahkan tidak pernah menggali teori Al-Qur’an dan ternyata teori manusia tersebut bertentangan dengan teori Al-Qur’an, apa nanti jawaban kita dihadapan Allah subhânahu wa ta’âlâ? Banyak orang yang sangat antusias dalam seminar keluarga ala barat atau bule, atau motivasi kehidupan dari orang kafir! Apa tidak malu ketika anda muslim lalu belajar sama orang kafir? Dimana Al-Qur’an-mu?, kemana Nabi-mu?, Lain cerita jika mempelajari ilmu sains, teknologi atau ilmu duniawi lainnya yang justru memperkuat dan menjadikan orang semakin beriman kepada Allah, ini akan menjadi amal jariyah, namun tidak sampai melampaui batas, walaupun seharusnya cukuplah belajar kepada wahyu.
Seharusnya umat muslim menjadi pelopor kebaikan dan kesuksesan karena mereka yang memiliki panduan wahyu lengkap, komplit dan original. Seharusnya jika ingin melihat kesuksesan lihatlah umat islam, begitu juga jika ingin melihat kejujuran, ketertiban, kedisiplinan, kekuatan, kebijaksanaan, dan lainnya orang muslim-lah yang seharusnya menjadi pelopor kebaikan tersebut. Namun apa yang kita saksikan zaman ini?, seolah-olah islam menjadi buruk, keras, kasar, miskin, bodoh, pembohong, dan seabrek julukan-julukan negatif lainnya, itu semua bisa menjadi bahan renungan kita betapa jauhnya kita umat islam ini dari ajaran konsep wahyu, islam hanya status tanpa kualitas, justru akan memperjelas keburukan dan kejahatan. Marilah sama-sama berusaha memaksa diri bersama Al-Qur’an, agar terbiasa dengannya sehingga kita bisa menjadikan Al-Qur’an sumber segala ilmu dan solusi segala masalah. By: setyawan @setyawanlcma